Di bulan November ini, salah satu target Pustaka Hanan di dream list telah tercapai, yaitu penambahan rak komik. Alhamdulillaah…

Semua berawal dari datangnya triplek tebal bekas yang sudah dibuang di kantor ayah saya. Triplek-triplek tebal itu sebelumnya digunakan untuk packing-an mesin diesel dan baterai untuk kebutuhan kantor. Nah, triplek-triplek itu dibuang-buang di sana. Ayah saya lalu meminta beberapa triplek untuk dibawa pulang karena ingin membuat kandang ayam. Sebelumnya saya sudah pernah minta pendapat ayah terkait rak buku yang rencananya mau saya pesan di tukang kayu, tapi ayah bilang kalau harganya cukup mahal. Jika ingin memperoleh rak yang bagus dan kuat, harganya bisa mencapai 1 juta lebih. Lalu ayah mencetuskan ide untuk membuat rak buku sendiri menggunakan triplek bekas tersebut. Wah, betapa gembiranya saya. Akhirnya dengan dibantu teman ayah, pekerjaan membuat rak itu pun dimulai ^^

Awalnya saya pikir rak yang akan dibuat itu sebatas rak biasa. Tidak cantik, tidak mulus, dan apa adanya. Ternyata saya salah. Rak itu sangat cantik! Selain triplek tebal dan kayu ketam yang membuatnya sangat kokoh, proses finishing juga membuat rak itu lebih mulus dan mengkilap. Tak jelek jika diletakkan di dalam rumah. Ini dia penampakannya ^^

dok. pribadi

dok. pribadi

Seharusnya warna yang mau dipakai itu warna gelap, lebih ke maroon-coklat tua, tapi di panglongnya habis untuk warna itu. Jadinya pakai warna ini. Ukurannya memang sengaja saya buat pas untuk komik karena buku komik saya belum punya rumah. Tadinya ingin dibuat tanpa dinding belakang, plong depan belakang supaya bisa diakses dua arah, tapi kata ayah nanti kurang kuat. Alhasil jadinya satu sisi saja yang terbuka dan komiknya saya susun dua lapis depan belakang.

Supaya memudahkan mencari judul komik di lapis kedua, saya buat sehelai karton panjang sampai ke lapisan pertama dengan index judul komik dituliskan di atasnya (kertas berwarna merah di foto atas). Dengan begitu, jika ingin mengambil komik di lapis kedua, kita tinggal baca saja judul di kertas itu, lalu kita keluarkan komik di depannya (lapis pertama) agar bisa mengambil judul tersebut. Cara ini jadinya tidak membuat komik berantakan karena kita bongkar-bongkar untuk mencari judul di lapis kedua.

Pembuatan rak ini memakan biaya total sekitar 600.000-an untuk membeli kayu (sebagai tulangnya), paku, kertas amplas dan cat plitur. Jika kita memesan rak seperti ini di tukang lemari, dengan menggunakan triplek tebal dan cat yang lebih bagus, estimasi biayanya bisa mencapai 1,5-2 juta rupiah, sebab triplek tebal seperti yang didapat ayah saya itu harganya mahal. Kalau menggunakan triplek tipis, harganya bisa lebih murah, sekitar 350-500 ribu (sudah pernah ditanyakan di tukang lemari). Hanya saja kalau menggunakan triplek tipis, rak akan mudah patah bila dberi beban terlalu banyak, minimal melengkung.

Kalau rak buku yang sudah jadi, yang dijual di pasaran, harganya mencapai 1 juta lebih untuk ukuran besar. Untuk jenis kayu dari partikel kayu, harganya memang lebih murah, sekitar 150 ribu untuk ukuran kecil atau tunggal satu pintu dengan 3 rak (dulu pernah beli hehe). Jadi kesimpulannya, bisa mendapat triplek tebal secara cuma-cuma seperti ini adalah berkah tersendiri buat kami, sebab budget untuk rak tidak akan cukup kalau mahal-mahal hehe…Alhamdulillaah…

PR selanjutnya adalah mendata komik-komik ini huhuhu…